Metaverse, Immersive Technology, XR ?

Teknologi Masa Depan ?

Dalam 2 tahun ke belakang, khususnya pasca pandemi, termonologi metaverse, immersive atau bahkan XR (Extended Reality) menjadi istilah yang mulai sering muncul. Terminologi ini terdengar fancy dan bahkan beberapa istilah agak sulit diucapkan.

Dari ketiga istilah ini, mungkin istilah metaverse yang diperkenalkan oleh Facebook adalah kata yang paling mudah diingat. Jika mengacu pada pengertian dasar dari metaverse, yang dimaksudkan oleh facebook yang sekarang ini bahkan berganti nama menjadi meta, teknologi metaverse adalah teknologi VR (virtual reality) yang memungkinkan pengguna untuk dapat berinteraksi satu sama lain di dalam dunia virtual. Terdengar seperti sesuatu yang baru bukan ?

Untuk XR (Extended Reality) sendiri pengertiannya adalah sebuah terminologi yang menaungi AR, VR dan MR dan segala sesuati diantara ketiga teknologi tersebut. Khusus untuk terminologi XR mungkin dapat dikatakan agak jarang terdengar bahkan di kalangan para developer sendiri.

Untuk pengertian immersive technology lebih dalam dapat dilihat di artikel berikut. Dapat kita simpulkan bahawa ketiga terminologi ini dapat dikatakan sebagai umbrella term untuk teknologi terapan AR, VR dan MR. Ketiganya sama-sama memiliki tujuan untuk menciptakan replika dunia nyata ke dalam bentuk virtual sehingga kita dapat melakukan simulasi kehidupan di dunia virtual tersebut.

Inovasi HCI

Human computer interaction merupakan sebuah istilah yang mengacu pada pembahasan bagaimana manusia dapat berinteraksi melalui perangkat keras komputer dengan objek virtual di dunia maya. Sudah lebih dari 1 dekade semenjak ditemukannya teknologi layar LCD display, hingga saat ini manusia dan dunia virtual masih dipisahkan oleh layar display.

Semangat immersive technology atau metaverse adalah untuk dapat menghilangkan batasan atara dunia nyata dengan dunia virtual sehingga kita dapat berinteraksi langsung dengan objek virtual.

Mixed Reality Menghanucrkan Batasan

Dengan diperkenalkannya teknologi hololens di 2019 beserta istilah mixed reality, untuk pertama kalinya kita dipertontonkan secara komersial, cara baru berinteraksi dengan dunia virtual dengan kedua tangan kita.

Contoh interaksi mixed reality dengan Microsoft Hololens 2

Mixed reality juga memberikan perspektif baru bagaimana konsep hologram yang muncul di dunia nyata dapat diwujudkan dengan metode yang lebih efisien. Salah satu konsep memunculkan hologram di dunia nyata saat ini masih memerlukan perlengkapan yang dapat dikatakan secara cost & effort wise masih tidak efisien.

Metaverse, Konsep Lama Istilah Baru

Generasi 90 pasti mengalami jaman pertama kali bermain game online di warnet pada jamannya. Salah satu game yang sangat popular sampai saat ini adalah Ragnarok. Di game tersebut kita dapat memilih character, menjelajahi dunia virtual dan berinteraksi dengan teman kita dalam bentuk karakter avatar.

Metaverse yang diperkenalkan oleh facebook pun memiliki konsep dasar teknologi yang sama dengan game online yang sudah ada dari tahun 2000an. Namun hal yang menarik, Facebook mencoba mengambil sudut pandang lain dalam memperkenalkan metaverse kepada publik.

Roblox, salah satu platform meteverse yang masih aktif sampai saat ini.

Dengan branding metaverse adalah sebuah virtualisasi ekosistem di mana terdapat interaksi antar pengguna di dalamnya untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Metaverse tidak semata-mata dibranding untuk tempat bermain game, melainkan sebuah replika dari dunia nyata dan para penggunanya dapat melakukan interaksi satau sama lain bahkan sampai melakukan in-app purchase.

Bagaimana Kelanjutan Metaverse ?

Pasca covid bisa dikatakan trend metaverse baik yang digaungkan di social media maupun sebagai platform as a service dapat dikatakan menurun. Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai sebab termasuk salah satunya kembalinya manusia untuk dapat berinteraksi dan beraktivitas di dunia nyata.

Salah satu halangan dari metaverse berkembang pesat adalah memang dikarenakan masih terbatasnya perangkat wearable VR, AR & MR yang beredar di pasaran sehingga pengguna belum sepenuhnya dapat merasakan pengalaman immersive di metaverse.

Industri immersive technology atau metaverse ini dapat dikatakan hingga saat artikel ini ditulis masih berada pada fase early adopter sehingga potensi untuk perkembangan serta implementasi metaverse atau immersive technology untuk kebutuhan industri dan B2B semakin terbuka lebar. Bagaimana menurut pendapat rekan-rekan ?


Author : Daniel Andrew

Daniel Andrew adalah Co-Founder dan CEO Hologram Indonesia dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di dunia IT. Berkenalan lebih lanjut dengan Daniel melalui Linkedin & Whatsapp.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bagikan

Facebook
Twitter
LinkedIn